Cara menghitung ongkos cetak sebenarnya sangat mudah asalkan tahu rumusnya. Bagaimanakah rumus ongkos cetak? Oke...teruslah baca artikel ini. Saya akan membongkar rahasia yang selama ini digunakan oleh percetakan. Saya berharap setelah Anda membaca artikel ini, Anda dapat mengetahui berapa sebenarnya modal atau biaya pokok mencetak brosur. Apakah selama ini Anda telah mendapatkan harga yang termurah atau justru terlalu mahal?
Tapi sebelumnya mohon maaf, ini adalah cara menghitung yang saya gunakan. Boleh jadi, orang lain punya cara yang berbeda. Sehingga hasilnya tidak sama. Namun jika ada perbedaan hasil, saya berharap selisihnya tidak terlalu besar. Karena cara manapun sebenarnya prinsipnya sama saja.
Berikut ini spesifikasi brosur yang akan dicetak :
Oplah |
2.000 exp (4 rim) |
|
Ukuran |
A4 (220 x 297 mm2) |
Bahan |
Art Paper 150 gr |
Warna |
4/4 (Full Color) |
Finishing |
Lipat |
1. Menghitung Biaya Bahan
Beli kertas art paper 150 gr ukuran 65 x 90 cm2. Dari ukuran tersebut bagilah jadi 4 dan akan dihasilkan ukuran 32,5 x 45 cm2. Ukuran tersebut bisa menampung brosur sebanyak 2 exp. Sehingga 1 plano dapat menghasilkan brosur sebanyak 4x2 = 8 exp. Maka jika butuh 2.000 exp berarti Anda harus membeli 2.000/8 = 250 lembar plano. Ditambah inscheet (cadangan) 100 lembar = 250 + 100 =350 lembar plano.
Diasumsikan
harga kertas art paper 150 gram adalah 600 rb/rim plano. Maka harga untuk 350 lembar plano adalah 350/500 x 600 rb = Rp 420 rb.
(B)
Baca juga :
Cara menghitung kebutuhan kertas.
2. Menghitung Biaya Cetak
Menghitung biaya cetak sangat tergantung dari mesin yang digunakan. Dengan mempertimbangkan efisiensi, maka kita memilih mesin cetak offset SM 52, yang biaya nya Rp 250 rb untuk jumlah minimal 3.000 exp. Baca :
Daftar Ongkos Cetak Mesin Offset
Kertas plano sebanyak 350 lembar dikali 4 hasilnya = 1.400 lembar. Kenapa dikalikan 4 bukan 8? Karena satu lembar jalan 2 exp (istilah di percetakan adalah BBS, Bolak Balik Sama). Karena cetak bolak-balik maka 1.400 x 2 = 2.800 lintasan. Jadi masih di bawah jumlah minimal. Sehingga kita asumsikan bahwa biaya cetak adalah Rp 250 ribu saja.
(OC)
O iya jangan lupa, tambahkan biaya pelat CtP untuk mesin SM52 yaitu sebesar Rp 70 ribu,-
(OP)
3. Menghitung Biaya Finishing
Setelah proses cetak selesai, maka langkah selanjutnya adalah memotong lagi cetakannya menjadi ukuran A4. Jangan lupa, bahan yang dicetak masih ukuran kotor. Maka hasil cetakan masih perlu proses pemotongan lagi (istilah dipercetakan adalah disisir). Biaya sisir ini biasanya antara 10 rb - 30 rb. Karena jumlahnya hanya 4 rim, maka kita asumsikan biayanya jadi Rp 20 rb saja.
(F)
Nah, sampai disini brosur yang Anda inginkan telah jadi. Semua biaya sudah diketahui kecuali biaya desain, transport dan lainnya. Maka langkah selanjutnya adalah menjumlah semua komponen biaya tersebut sehingga akan didapatkan biaya pokok.
Biaya Pokok = B + OC + OP + F = 420 rb + 250 rb + 70 rb + 20 rb = Rp 760 rb
Jadi, biaya pokok untuk membuat brosur per exp adalah = Rp 760.000,- /2.000 exp = Rp 380 / exp,
Sekali lagi, biaya tersebut adalah biaya pokok bahan dan biaya cetak saja. Untuk lebih lengkapnya silakan masukkan pula biaya desain, biaya transport dan biaya lainnya yang dianggap perlu.
Adapun harga jual sangat relatif dan bervariasi tergantung masing-masing percetakan. Lagipula harga yang saya gunakan hanyalah asumsi. Sehingga untuk mengetahui yang sebenarnya silakan dicek langsung ke lapangan.
Demikian uraian singkat tentang menghitung ongkos cetak. Apabila ada tambahan atau pertanyaan, silakan tulis di kolom komentar. Insya Alloh saya akan senang menerimanya. Semoga bermanfaat...