Mohon maaf sebelumnya. Ketika saya menyebutkan orang Betawi maka yang saya maksud adalah Betawi pinggiran yang ada di tempat saya tinggal, yaitu di daerah Meruya Selatan dan sekitarnya. Adapun di daerah lainnya apabila ada kesamaan maka itu boleh jadi sudah merupakan fenomena yang bersifat umum. Pembahasan akan lebih mudah karena saya memang orang betawi asli dan kebetulan tinggal di Meruya Selatan.
Ceritanya begini. Saya sering mendapatkan undangan hajatan dari saudara ataupun tetangga. Undangannya itu aneh karena memuat banyak teks yang isinya Turut Mengundang. Contoh undangan yang saya maksud adalah seperti di bawah ini.
Turut Mengundang
Saya sendiri belum pernah bertanya secara serius apa maksud dari "Turut Mengundang" yang berisi nama-nama yang jumlahnya kadang sangat banyak. Biasanya turut mengundang berisi nama-nama tokoh yang memiliki jabatan di wilayah itu. Misalnya Lurah, Ketua RW, Ketua RT. dan lain sebagainya. Atau bisa juga nama-nama kerabat yang dekat maupun yang jauh. Ini bisa diketahui karena setiap nama yang ditulis dilengkapi dengan jabatannya dan hubungannya dengan si punya hajat.
"Turut Mengundang" sepertinya memang sudah menjadi point wajib di undangan model seperti ini. Bahkan untuk menjamin nama-nama yang ada bisa masuk semua, maka ukuran font nya kadang diperkecil sedemikian rupa sampai kita jadi malas membacanya. Ya.. begitulah...Turut Mengundang sepertinya juga menjadi ajang pamer level sosial yang punya hajat. Semakin tinggi jabatan yang dimiliki oleh orang-orang yang namanya dicantumkan, semakin akan terlihat berkelas bagi yang punya hajat.
Ukuran Folio 3 Kolom
Dari segi bentuk, undangan orang Betawi ini biasanya menggunakan pola 3 kolom dengan ukuran kertas A4 atau F4 dilipat 2 kali.. Bentuk ini mungkin didasari alasan supaya ketika menulis turut mengundang jadi lebih banyak space nya. Karena yang akan dituliskan di kolom Turut Mengundang akan sangat banyak apalagi yang punya hajat ikut rombongan atau paguyuban khusus untuk acara kondangan. Dibutuhkan lebih dari 1 kolom untuk dapat memuat seluruh nama-nama yang termasuk dalam Turut Mengundang. Bahkan jika perlu, itu undangan isinya "Turut Mengundang" semua. He..he..
Nama paguyubuannya juga lucu-lucu. Ada yang namanya Pagyuban "Si Gobang", ada juga saya pernah denger namanya "Omodokul", "Capung Cebok". dsb. Mirip-mirip komunuitas motor. Mungkin memang biasanya mereka jadi satu dengan komunitas motor.
Penggunaan bahan undangan yang paling sering adalah kartu tik dan juga masih ada yang menggunakan bahan kartu linen jepang atau bufalo. Sedangkan warna undangan juga bervariasi. tetapi yang paling sering adalah mereka menggunakan 1 warna saja dengan kombinasi tinta yang juga 1 warna. Jarang sekali undangan yang seperti itu mereka menggunakan lebih dari 1 warna. Saya kira ini menyangkut penghematan biaya.
Undangan seperti ini biasa dicetak menggunakan teknik cetak offset. Karena ukuranya kecil maka mesin yang digunakan cukup sekelas mesin Toko/Gestetner/Hamada/Multilith. Mesin seperti itu jika menggunakan pelat alumunium hasilnya cukup bagus. Meskipun sering kali menggunakan pelat master juga tetap bagus.
Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencetak undangan seperti ini? Untuk pemesanan sebanyak 500 - 1000 exp menurut hitungan saya harganya bisa berkisar antara Rp 1.000 - Rp 1.500 / exp.