Tahun ini ijazah sekolah terlambat dibagikan kepada siswa di beberapa daerah di Indonesia, termasuk diantaranya adalah sekolah-sekolah di DKI Jakarta. Salah satu faktor yang menyebabkan keterlambatan ijazah ini adalah terlambatnya proses pencetakan ijazah di dinas pendidikan daerah masing-masing. Karena masalah ini sering dan berulang kali terjadi, Mendikbud Anies Baswedan, akan mengevaluasi kebijakan pencetaka ijazah ini.
“Kami akan review di mana letak permasalahannya. Kami akan panggil mereka satu-satu yang terlambat,” katanya. Bukan hanya itu, menurut Anies, perusahaan pemenang tender yang tidak beres melaksanakan tugasnya akan mendapatkan inspeksi dari Itjen Kemendikbud soal lelang ijazah.
Fakta di lapangan menunjukkan masalah ijazah ini bukan hanya terlambat pencetakannnya tetapi juga ada masalah dengan distribusinya. “Ijazah dicetak di wilayah lain, kemudian baru dikirimkan ke sejumlah daerah. Tetapi pada kenyataannya, banyak wilayah yang tidak konsisten menunaikan komitmennya. Padahal jika skema pencetakan ijazah dilaksanakan dengan baik, akan efisien,” tutur mantan rektor Universitas Paramadina ini.
Hingga berita ini diturunkan (11/8), wilayah DKI Jakarta baru menerima ijazah pada Senin kemarin (10/8). Itupun belum 100% diterima dan akan ada proses pengisian nilai yang dilakukan secara manual oleh sekolah. Maka hingga saat ini pihak sekolah belum bisa memprediksi kapan ijazah bisa diterima oleh siswa.
Merepotkan
Keterlambatan siswa menerima ijazah sungguh sangat merepotkan. Banyak lulusan SMA/SMK yang ingin melanjutkan kuliah ataupun melamar pekerjaan menjadi terhambat lantaran belum menerima ijazah asli. Salah satu orang tua/wali murid SMK di Bekasi mengatakan bahwa anaknya jadi tidak bisa langsung melamar kerja di sebuah perusahaan karena belum terima ijazah. Bahkan dia sudah mencoba bertanya ke sekolah secara langsung namun hasilnya nihil. "Saya sudah beberapa kali menanyakan ke sekolah, dan jawabannya selalu sama karena blankonya belum dikirim,” kata Aisyah, 35, wali siswa dari salah satu siswi SMK Islam di Kranji Kota Bekasi.
Hal senada juga dialami oleh para siswa SMA 78, Jakarta. Ridnan Wardianto, Wakil Kepala SMAN 78 Bidang Kurikulum mengatakan hingga saat ini pihak sekolah belum menerima blanko ijazah dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta. "Kami belum mengetahui kabar terbarunya bagaimana, tetapi dari informasi sebelumnya, blanko akan diterima sekolah pada pertengahan Agustus," jelas Ridnan, Senin (10/8/2015).
Sementara ijazah belum ada, pihak sekolah telah memberikan surat keterangan "bahwa ijazah belum diterima" yang ditandatangani oleh kepala sekolah, juga surat keterangan lulus yang dapat dipakai untuk mengurus pendidikan siswa ke jenjang yang lebih tinggi.
Belajar dari Kesalahan
Keterlambatan pencetakan ijazah tahun ini berarti adalah rekor terlama. Karena sejak pengumuman kelulusan bulan Mei 2015 hingga sekarang berarti sudah lewat hampir 3 bulan lamanya. Semoga ini menjadi pelajaran yang teramat mahal bagi para pemenang tender lelang pencetakan ijazah agar lebih meningkatkan komitmennya. Sebaliknya dari pihak pemerintah diharapkan untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan agar hal ini tidak terulang kembali.